MANCHESTER, Inggris : Badan Atletik Dunia mengatakan pada hari Kamis bahwa dewannya telah memilih untuk mengecualikan atlet transgender dari kompetisi elit yang telah beralih dari pria ke wanita setelah melalui masa pubertas.
Dewan juga memilih untuk memotong jumlah maksimum testosteron plasma untuk atlet dengan Perbedaan Perkembangan Seks (DSD) menjadi setengahnya, menjadi 2,5 nanomoles per liter dari lima.
Aturan yang lebih ketat akan berdampak pada atlet DSD seperti juara Olimpiade 800 meter dua kali Caster Semenya, Christine Mboma, peraih medali perak Olimpiade 2020 di nomor 200m, dan Francine Niyonsaba, yang menjadi runner-up Semenya di nomor 800 di Olimpiade 2016.
Sumber :