SINGAPURA: Apakah konsumen harus membayar 5 sen untuk setiap kantong plastik yang digunakan dalam pembelian online dan apakah deposit 10 sen akan diperpanjang untuk botol kaca adalah salah satu pertanyaan yang diajukan dalam debat Parlemen yang dimulai pada Selasa (21 Maret).
Sembilan Anggota parlemen bangkit untuk berbicara tentang RUU Keberlanjutan Sumber Daya (Amandemen), yang disahkan pada hari Rabu.
Amandemen tersebut memperkenalkan kerangka kerja legislatif untuk biaya tas pembawa sekali pakai di supermarket, skema pengembalian wadah minuman, dan sistem pelaporan limbah makanan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan daur ulang di Singapura.
Supermarket besar akan mulai menagih S$0,05 (US$0,04) per kantong plastik mulai 3 Juli, sementara deposit yang dapat dikembalikan sebesar 10 sen akan ditambahkan ke minuman botol dan kaleng mulai 1 April 2025.
Bangunan komersial dan industri baru harus menyerahkan laporan limbah makanan ke National Environment Agency (NEA) mulai Januari 2024. Untuk bangunan yang sudah ada, persyaratan ini akan diterapkan secara bertahap mulai paruh kedua tahun 2025.
PEMBELIAN ONLINE
Anggota parlemen Carrie Tan (PAP-Nee Soon) dan Louis Ng (PAP-Nee Soon) menyoroti jumlah kemasan yang digunakan saat barang dikirim ke pelanggan.
“Pedagang dari platform e-niaga sangat murah hati dengan kemasannya, sering kali menggunakan lapisan bungkus gelembung dan bahan lainnya, seringkali kotak terlalu besar untuk barang kecil,” Ms Tan mengatakan, meskipun dia mengakui bahwa pengecer ingin memastikan produk mereka dikirimkan dalam kondisi baik.
Mr Ng meminta Kementerian untuk menerapkan biaya pengiriman online. “Pengiriman bahan makanan, khususnya, terkenal karena dikemas berlapis-lapis dengan tas sekali pakai,” katanya.
Sumber :