MENGUBAH HUBUNGAN LAMA KITA DENGAN MOBIL
Salah satu strategi utama untuk mencapai mobilitas yang berkelanjutan adalah dengan menjadi masyarakat pengguna kendaraan bermotor, dan Singapura telah menjalankannya selama lebih dari 20 tahun.
Sudah menjadi fakta umum bahwa biaya kepemilikan mobil pribadi di Singapura tinggi dan mahal. Harga Certificate of Entitlement (COE) telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa untuk berbagai kategori pada tahun 2022 dan tahun ini.
Maka tidak mengherankan, bahwa pada tahun 2022, tingkat kepemilikan mobil pribadi Singapura berada di sekitar 11 persen berdasarkan jumlah kendaraan dan total populasi masing-masing oleh Otoritas Transportasi Darat (LTA) dan SingStat. Angka ini sebanding dengan tarif Hong Kong sebesar 9 persen, yang sering menjadi tolok ukur sistem transportasi publik Singapura.
Namun, mengapa rasanya ada lebih banyak mobil di Singapura daripada yang ditunjukkan angka tersebut? Itu karena sekitar 35 persen rumah tangga penduduk di Singapura memiliki mobil, dan ini mungkin lebih sesuai dengan pengamatan pribadi kami.
Penetapan harga yang terlarang membuat sebagian besar mobil tidak terjangkau, namun juga semakin memperkuat mobil sebagai simbol status dan prestise. Memiliki dan mengendarai mobil adalah salah satu dari lima indikator keberhasilan pertumbuhan banyak orang Singapura. Sementara beberapa orang mungkin mengatakan bahwa norma dan aspirasi masyarakat telah bergeser, mobil tetap menjadi representasi visual dari impian Singapura.
Yang lebih memprihatinkan bagi keberlanjutan adalah pemilik mobil cenderung lebih sering mengemudi, bukan karena perlu, tetapi karena mereka bisa. Biaya bensin, biaya parkir, dan bahkan Electronic Road Pricing (ERP) hampir tidak menghalangi pemilik mobil untuk mengemudi.
Sebaliknya, setelah membayar jumlah yang signifikan untuk mobil mereka, mereka cenderung lebih sering mengemudi untuk memaksimalkan utilitas. Persepsi bahwa berkendara menawarkan kenyamanan dan otonomi yang lebih baik justru memperkuat kasus ini.
Sederhananya, ada sedikit insentif dan persuasi yang lemah bagi pemilik mobil untuk membiarkan mobilnya menganggur. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menghilangkan hubungan yang mengakar yang kita miliki dengan mobil.
Sumber :